Menelusuri Jejak Penguasa Banten di Pulau Edam

Sejumlah pulau di Kepulauan Seribu, menyimpan sejarahnya masing-masing. Termasuk Pulau Edam atau yang dikenal juga dengan Pulau Damar. Di Pulau Damar, selain ada Mercusuar yang masih berdiri kokoh meski sudah berusia lebih dari seratus tahun, karena dibangun semasa pemerintahan Raja Willem III, ada juga makam Syarifah Fatimah di pulau ini.

Total ada lima makam tua di pulau ini, empat makam yang lain adalah makam pengikut Syarifah Fatimah. Siapa sebenarnya Syarifah Fatimah ini? Dia adalah gadis keturunan arab yang bekerja sebagai mata - mata di Banten pada abad ke 17. Fatimah ini sempat menjadi penguasa Banten
Kala itu, Banten tengah berkembang dengan pesat dan dikhawatirkan akan bekerjasama dengan Kerajaan Mataram. Fatimah juga disunting oleh Sultan Arifin, Raja Banten saat itu. Fatimah kemudian mengkudeta kekuasaan suaminya dan dibuang ke Ambon.
Kekuasaan Fatimah tidak berlangsung lama karena bulan Oktober 1750, rakyat Banten berontak. Fatimah akhirnya meminta bantuan Belanda untuk menyelamatkannya. Fatimah sempat mendapat perlindungan di Batavia atau Jakarta Sekarang.

Namun, tentara Belanda yang mencoba menyelamatkan Fatimah dipukul oleh rakyat Banten. Fatimah sempat diselamatkan dan dilarikan ke Pulau Edam yang saat itu dilanda wabah Malaria. Hidup terasing, meski ditemani empat pengikutnya, Fatimah menderita. Di pulau ini, dia tutup usia.

Pulau ini, semacam pulau mati. Rencananya, akan dibangun PLTG disini untuk menyuplai listrik ke DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. Meski hanya ada mercusuar, Pulau ini juga menjadi saksi bisu sejarah bangsa dan DKI Jakarta. (berbagai sumber/Kang Lintas