Tampilkan postingan dengan label Pulau Lancang. Tampilkan semua postingan

0 komentar
 
Pulau Lancang Kecamatan Kepulauan Seribu selatan para nelayan yang sedang asik main judi ditangkap oleh sat reskrim polres kepulauan seribu di Blok Empang Rt. 002/03 pada hari jumat 24/10/2014.

kronologis penangkapan dari hasil penyelidikan yang dilakukan anggota sat reskrim polres kepulauan seribu di pulau lancang bahwa ada perjudian di rt. 02/03 dan ternyata benar para pelaku sedang melakukan judi kiyu-kiyu di tempat tersebut, dari hasil penangkapan di peroleh barang buti sebuah gaple yang digunakan dan uang Rp 248.000. 

saat ini para tersangka sudah di periksa secara intensif di Polres Kepulauan Seribu, menurut salah satu tersangka yang kami tanya bahwa mereka iseng main (judi) untuk ngisi waktu saja.

Barang Bukti
Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Johanson Ronald Simamora, Sik, SH, MH yang kami hubungi melalui sambungan telepon membenarkan kejadian ini, "ya anggota memang melakukan penangkapan kepada 4 orang yang melakukan judi di Pulau Lancang dan mereka sudah diperiksa untuk mempertanggung jawabkan perbuatanmnya". Jelas Kapolres

judi ini merupakan program pimpinan yaitu bapak kapolda metro jaya untuk dihilangkan karena merupakan penyakit masyarakat, jadi saya himbau kepada masyarakat kepulauan seribu agar tidak melakukan judi kalau tertangkap kita akan proses sesuai hukum. Tutup kapolres.
 
Sumber : http://www.polreskepulauanseribu.com/2014/10/nelayan-yang-melakukan-judi-di-pulau.html
 
 

Read More »

Tingginya kenaikan harga kepiting rajungan di Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, harga hasil laut khas Pulau Lancang tersebut mengalami kenaikan menjadi dua kali lipat.

"Naiknya jadi dua kali lipat, sebelumnya harga rajungan mentah Rp 35 ribu tapi sekarang sudah naik jadi Rp 60 ribu," ujar Salka, warga Pulau Lancang RT 001/03 saat diwawancarai beritapulauseribu.com, Selasa (18/03/2014).

Menurutnya, kenaikan harga kepiting tersebut sangat berdampak pada harga makanan dengan menu kepiting rajungan. Terlebih kepiting tersebut merupakan menu makanan khas yang sering diburu wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lancang.

"Kami khawatir aja, karena terlalu mahal, jadi sepi peminat apalagi rajungan yang matang harganya mencapai Rp 100 ribu," keluh Salka.

Menanggapi hal itu, Lurah Pulau Pari, Bunyamin mengatakan, kepiting rajungan merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Lancang. Dengan mahalnya harga kepiting tersebut, pihaknya akan terus berupaya untuk mencari alternatif agar pecinta rajungan Pulau Lancang khususnya wisatawan tetap menikmati menu seafood tersebut.

"Mudah-mudahan tingginya harga rajungan tidak berlangsung lama. Tapi kita masih punya ikan teri yang bisa dijadikan oleh-oleh khas Pulau Lancang," jelas Bunyamin. 
 

Read More »

Setiap pulau di Kepulauan Seribu, memiliki nama yang unik. Nama unik ini memiliki sejarahnya tersendiri. Salah satunya adalah Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan.

Menurut penuturan warga Pulau Lancang, Aman (89), salah satu tetua masyarakat yang masih hidup, sekitar tahun 1933 pulau ini masih dihuni oleh sekitar tiga keluarga. "Dulu itu cuma ada tiga rumah di sini," kata Aman membuka kisahnya.
 
Sebelum bernama Pulau Lancang, Pulau ini bernama Pulau Klancang. Diberi nama Pulau Klancang, ada sejarahnya. Dahulu ada sepasang Kakek Uwak Arus istrinya yang berkebun dan mengumpulkan Kayu Bakar. Kayu Bakar ini, dijual ke seberang daratan (sekarang Tangerang, Banten).

Uwak Arus ini membawa Kayu Bakar untuk dijual ke daratan seberang dengan menggunakan perahu. "Ketika hendak menyebrang ke daratan, perahu Kakek dan istrinya tersebut belum begitu jauh dari pulau, tiba-tiba ikan banyak yang berloncatan ke dalam perahu yang membawa kayu bakar tersebut," kisah Aman.


Karena banyak ikan yang berloncatan ke dalam perahu dan membuat perahu semakin berat, dibuanglah kayu bakar yang dibawa oleh kakek dan nenek ini. Setelah dibuang, kayu bakar hanya bersisa dua ikat.


Namun ikannya belum berhenti meloncat ke dalam perahu. Setelah ditelusuri rupanya ada kayu yang menarik perhatian ikan. Kayu ini adalah kayu dari tanaman Klancang. "Ikannya berhenti meloncat setelah kayu Klancang ini dibuang," kata Aman.


Mulai saat itu, pulau ini dinamakan Pulau Klancang. Seiring dengan berjalannya waktu, warga lebih mudah menyebut pulau ini dengan nama Pulau Lancang karena lebih mudah pelafalannya atau pengucapannya.
(Kang Lintas)

Read More »

Sebanyak 600 bibit ikan jenis bandeng dan kakap ditebar di kolam pemancingan Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Penebaran bibit itu untuk persiapan festival lomba mancing yang akan digelar kelurahan setempat.

"Bulan November 2012 nanti akan digelar festival mancing dan bibit itu dipersiapkan untuk kunjungan wisatawan pada libur pergantian tahun," ungkap Astawan Husen Lurah Pulau Pari kepada beritapulauseribu.com, Minggu (2/9).

Astawan menambahkan, nantinya 100 peserta pemancing profesional dan pemula akan ambil bagian dalam festival mancing tersebut. "600 bibit ikan sudah selesai dipindahkan dari tempat pembibitan ke kolam dibantu oleh warga setempat,"ungkapnya.

Menurut Astawan, kolam pemancingan telah diberikan nama yakni "Kolam Sujud". Nama itu terinspirasi dari bentuk Pulau Lancang yang jika dilihat dari udara berbentuk orang sujud. "Dalam acara festival mancing nanti sekaligus peresemian pematenan nama Kolam Sujud Pulau Lancang,"tambahnya.  

Syahrizal (35), warga Pulau Lancang menyambut baik festival mancing yang akan di gelar tempatnya, kata dia. Festival mancing sebelumnya sangat sukses jadi warga sangat menyambut baik kegiatan pihak kelurahan setempat.  "Jika banyak pendatang bisa ada pemasukan buat warga Pulau Lancang," katanya. (beritapulauseribu.com)

Read More »

Bupati Kepulauan Seribu, Haji Asep Syarifudin (HAS), meyakini bila pariwisata bahari Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan akan berkembang seperti halnya Pulau Tidung, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Pari.

"Perlu kerja keras semua elemen di pulau ini, nanti kita (kabupaten) akan mencari investor untuk mengembangkannya," ujar HAS usai menunaikan shalat jumat berjamaah di Masjid Assa'adah Pulau Lancang, Jumat (6/7).

HAS yang pada kesempatan melaksanakan program blusukan shalat jumat keliling (SJK) itu mengatakan, potensi wisata bahari di Pulau Lancang tidak kalah dengan pulau-pulau permukiman yang saat ini telah menjadi destinasi wisata permukiman di Kepulauan Seribu.

"Di sini (Pulau Lancang) malah potensinya lebih, ada pantai, makan khas, dan objek pemancingan. Itu harus terus digarap dan diperbaiki agar menjadi daya tarik," pintanya.

Lebih jauh HAS mengatakan, dengan lokasi pulau yang lebih dekat dengan daerah pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, segmen wisata menegah kebawah dapat menjadi sasaran utama pengembangan pariwisata di Pulau Lancang.

"Nanti melalu provinsi akan kita dorong untuk dilakukan kerja sama antar wilayah. Selain itu, saya akan minta Sudin Pariwisata dan Sudin Kominfomas untuk meningkatkan promosi wisata Pulau Lancang," tambahnya.

Seperti halnya pada SJK yang telah dilakukan, pada kesempatan SJK di Pulau Lancang, HAS melakukan dialog dengan para jamaah shalat jumat. Dia mempersilahkan warga untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dengan permasalahan di pulau tersebut.

Usai dialog, HAS juga menyampaikan bantuan uang pembinaan masjid dan sejumlah bantuan lainnya. "Saya akan terus malakukan ini dan meminta informasi langsung masalah yang terjadi di tengah-tengah mereka. Hasilnya, akan kita jadikan referensi untuk pembangunan lebih lanjut," tuntas HAS. [Zaini Miftah]

Read More »